Selasa, 08 September 2020

Muhammadiyah : Harakah Islam Berbasis Ranting/ Kelurahan

MUHAMMADIYAH:
HARAKAH ISLAM BERBASIS RANTING 

Dalam sebuah pidato yang sangat berkesan, KH Abdurazaq Fakhrudin biasa disebut Pak AR menuturkan bahwa ‘Ranting adalah The real MUHAMMADIYAH—‘

*^^^^*
Masih kata Pak AR: ‘Di Muhammadiyah tidak ada ‘toplevel’ maka setinggi apapun kedudukan harus tetap aktif di ranting, bergerak bersama. Sebab MUHAMMADIYAH itu tumbuh dari bawah ke atas, bukan dari atas mengalir ke bawah”. 

Pak AR tetap ‘ndeso’ meski Ketua PP. Jadi jangan pernah tinggalkan ranting meski sudah berkedudukan—dari ranting itulah, ‘kemuhammadiyahan antum bisa di ukur, apa yang telah antum lakukan untuk Persyarikatan tercinta ini ?

Di ranting inilah para jamaah urunan: dari membuat kue untuk pengajian di mushala depan rumah, hingga urunan membangun berbagai amal saleh: mushala, PAUD, sekolah, rumah sakit hingga universitas—ketika amal usaha tumbuh pesat melampaui yang mendirikan  — ranting tetap urunan dengan model yang kurang lebih sama. 

Prof Dien menyebut bahwa, Muhammadiyah itu terbentuk dari federasi pemikiran, federasi gagasan dan federasi amal. Dari ranting sambung menyambung menjadi cabang. Cabang sambung menyambung menjadi daerah. Daerah sambung menyambung menjadi wilayah. Wilayah sambung menyambung menjadi pusat. 

Darinyalah ribuan masjid berdiri, ratusan Universiitas dan ribuan sekolah dibangun, ratusan bait amal dan layanan umat lainnya disembahkan untuk izzul Islam. Sebuah ikhtiar mencari ridha.

*^^^^*
Kekuatan Muhammadiyah  tidak pada satu titik, tetapi berbasis jamaah—bukan ‘pemimpin’ tapi ‘pimpinan’ menunjukkan kolektif kolegial yang meneguhkan kekuatan bersama— bukan kekuatan personal berdasar kharisma atau pesona yang dikeramatkan—Ini yang disebut konsep ‘TA’AWWUN’ : bersama berbuat bajik. 

Ada yang menyebut bahwa Muhammadiyah adalah sebuah holding— tapi bukan sembarang holding. Karena bebasis massa (jamaah) yang militan dan berintegritas. Inilah holding amal saleh untuk maslahat lebih banyak. Muhammadiyah itu milik jamaah. Bukan milik pengurus, bukan milik ulama, bukan pula milik sekelompok yang mengatas namakan apapun. Inilah kekuatan dan kehebatan Muhammadiyah. 
‘Inilah representasi organisasi yang diberkati kata Carl Whiterington peneliti senior dari Amerika Serikat dalam sebuah makalah tentang pergerakan pembaharuan Islam modernis abad 20. 

Banyak orang berkata, Muhammadiyah itu di huni orang-orang iklas dan suka berderma, sebab itu Muhammadiyah menjadi sangat kuat tidak pernah bangkrut. Muhammadiyah tidak pernah pailit, sebab kas Muhammadiyah ada di saku jamaah. 

*^^^**
Ada ranting yang sudah sangat kuat karena punya banyak amal usaha, tapi juga ada ranting yang masih baru belajar urunan— ada daerah dengan puluhan amal usaha, tapi ada daerah yang baru belajar berdiri— tidak perlu ada deskriminasi perlakuan— inilah harmoni saling menggenapkan. Di Persyarikatan inilah, kita berlomba berebut beramal saleh, dengan niat terbaik, sedekah terbaik, waktu terbaik, dan pikiran terbaik —-

Pak AR melanjutkan:’ber-MUHAMADIYAH itu saling menggembirakan dan saling membahagiakan bukan sebaliknya’—buah tutur Pak AR, saat MILAD 84 di Universitas Muhammadiyah Malang, di Kampus 2 Sumbersari, 23 tahun yang lalu, yang terus saya ingat—

@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar

0 komentar:

 
© Copyright by PRM Pandeyan  |  Template by Blogspot tutorial