TADZKIROH KHUSUS BAGI ANGGOTA DAN SIMPATISAN MUHAMMADIYAH
13 KOMITMEN BERMUHAMMADIYAH :
Menurut Dr. Haedar Natsir, ada 13 komitmen yang harus dimiliki oleh segenap Pimpinan dan Anggota Muhammadiyah, yaitu:
1. NIAT IKHLAS LILLAHI TA’ALA
Ber-Muhammadiyah itu harus ikhlas karena Allah semata-mata, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi. Kalau ber-Muhammadiyah tidak ikhlas karena Allah, maka akan mudah kecewa, putus asa dan lari pada saat ada masalah. Niat ikhlas karena Allah merupakan ruh ber-Muhammadiyah.
2. MENJALANKAN FUNGSI IBADAH DAN KEKHALIFAHAN
Ber-Muhammadiyah tidak lain sebagai wujud dari ibadah kepada Allah, sekaligus menjalankan fungsi kekhalifahan di bumi. Dengan demikian, ber-Muhammadiyah bukan sekedar pekerjaan atau keterlibatan praktis belaka, tetapi ber-Muhammadiyah adalah wujud pengabdian kita kepada Allah, Islam dan kaum muslimin.
3. AMAL DAN JIHAD FI SABILILLAH
Ber-Muhammadiyah tidak lain sebagai ikhtiar perjuangan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, guna terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Karena itu harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan dengan tenaga, pikiran yang maksimal.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Padahal belum nyata bagi Allah, orang-orang yang berjihad (di jalan Allah) di antara kalian dan belum nyata bagi Allah (bahwa kalian) termasuk orang-orang sabar.” (Ali Imran: 142).
4. KONSISTEN DALAM BERKHIDMAT
Ber-Muhammadiyah itu tidaklah ringan, karena selain banyak masalah dan tantangan, juga pengorbanan. Di sinilah setiap anggota Muhammadiyah, lebih-lebih Pimpinannya harus memiliki konsistensi dalam berkhidmat di Muhammadiyah. Harus ada konsistensi antara lisan dan perbuatan. Antara teori dan tindakan, antara keputusan dan kegiatan.
5. BERPAHAM AGAMA SESUAI PAHAM ISLAM DALAM MUHAMMADIYAH
Ber-Muhammadiyah itu yang paling fundamental harus berdasarkan keyakinan, pemahaman dan pengamalan Islam sesuai dengan Paham Agama Dalam Muhammadiyah. Keputusan Majelis Tarjih dan Pandangan Resmi Muhammadiyah. Ingatlah! Muhammadiyah berdiri karena paham agama yang berkemajuan untuk “Izzul Islam wal Muslimin” (untuk kemajuan agama Islam dan kaum muslimin). Oleh karena itu, setiap anggota Muhammadiyah harus istiqamah mengamalkan Islam sesuai paham agama dalam Muhammadiyah.
6. BERIDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Dalam ber-Muhammadiyah harus ada komitmen utama untuk mengikatkan diri pada paham agama dan sistem perjuangan Muhammadiyah secara utuh dan jelas, serta tidak menduakan paham/misi dengan selain Muhammadiyah. Dengan berideologi maka akan terbangun kesetiaan dan solidaritas kolektif di tubuh Muhammadiyah, sehingga ber-Muhammadiyah laksana sebuah barisan yang rapi dan menyusun diri seperti sebuah bangunan yang kokoh. Sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan Allah dengan bershaf-shaf (teratur rapi) bagaikan sebuah bangunan yang kokoh.” (As-Shaf: 4).
7. MEMPERKOKOH SISTEM GERAKAN
Muhammadiyah itu gerakan, sekaligus alam pikiran dan organisasi. Muhammadiyah merupakan gerakan tersistem dan harus terorganisasi dengan rapi. Harus setia dan konsisten dalam sistem gerakan, tidak boleh menduakan sistem dengan yang lain. Gerakan Muhammadiyah berbedoman kepada aturan-aturan organisasi seperti Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Administrasi Muhammadiyah, dan aturan-aturan resmi lainnya.
8. MENGEMBANGKAN WAWASAN
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Tajdid, gerakan Islam modern, gerakan Islam yang berkemajuan. Masyarakat mengenal orang Muhammadiyah sebagai kaum terpelajar, intelektual, dan kaum modernis. Oleh karena itu, orang Muhammadiyah, lebih-lebih kader dan Pimpinannya, haruslah sosok yang memiliki wawasan yang luas dan mendalam. Orang-orang Muhammadiyah dikenal oleh masyarakat sebagai orang berfikir maju dan banyak beramal, dengan semboyan “Ilmu amaliyah dan amal ilmiyah.”
9. TAAT AZAS DAN KEPUTUSAN ORGANISASI
Sebagai anggota, lebih-lebih kader dan Pimpinan haruslah taat kepada azas dan keputusan organisasi. Artinya taat kepada segala prinsip dan peraturan organisasi, baik keputusan Pimpinan di tingkat Pusat, Wilayah, Cabang dan Ranting. Azas-azas organisasi tersebut adalah pedoman para anggota dan Pimpinan dalam menjalankan roda organisasi. Maka setiap anggota dan Pimpinan wajib mempelajari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Administrasi dan aturan-aturan lainnya.
10. BERMUSYAWARAH DAN UKHUWAH
Muhammadiyah itu tumbuh kuat dan berkembang karena musyawarah. Setiap keputusan organisasi mulai dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Ranting harus melaui musyawarah dan mufakat. Sehingga ada Rapat Rutin, Rapat insidental, Muktamar, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Derah, Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Ranting. Kemudian ada juga Rapat Kerja Pimpinan, Rapat Koordinasi, Rapat Majelis dan lain-lain. Semua itu adalah bentuk-bentuk Musyawarah dalam Muhammadiyah, agar tidak terjadinya dominasi individu dalam mengambil keputusan. Jika sudah menjadi keputusan organisasi, maka keputusan tersebut harus dijunjung tinggi. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.” (Asy-Syura: 38).
11. MENGEMBAN AMANAT DAN MENJADI PELAKU GERAKAN
Aktif dan menjalankan segala tugas/misi organisasi, termasuk di amal usaha, haruslah dilandasi spirit amanah, bahwa semuanya merupakan amanat kerisalahan sekaligus harus ditunaikan dengan terpercaya. Dengan semangat amanah, maka Muhammadiyah akan tumbuh kokoh dalam gerakannya, karena setiap anggotannya akan mencurahkan apa yang dimilikinya dengan penuh pertanggungjawaban dan kepercayaan, sekaligus bergerak secara aktif dan dinamis.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul. Dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (Al-Anfal: 27).
12. MEMAJUKAN MUHAMMADIYAH
Semangat dan kiprah untuk memajukan Muhammadiyah harus menjadi komitmen setiap anggota, apalagi bagi kader dan Pimpinan. Muhammadiyah menghadapi tantangan yang berat di berbagai bidang gerakannya, termasuk dalam dakwah dan amal usahanya. Semangat untuk memajukan melekat di pundak warga Muhammadiyah. Oleh sebab itu, setiap anggota dan Pimpinan harus menyadari bahwa ber-Muhammadiyah adalah sebuah dinamika yang sistematis atau sistematika yang dinamis.
13. BERKIPRAH DALAM MEMAJUKAN UMAT, BANGSA DAN DUNIA KEMANUSIAAN
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang kehadirannya dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan keummatan, gerakan kebangsaan dan gerakan kemanusiaan. Dengan kata lain, seluruh gerak Muhammadiyah dikhidmatkan untuk kemajuan ummat Islam, bangsa dan kemanusiaan. Hal ini berangkat dari risalah kenabian Muhammad s.a.w:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutusmu, kecuali untuk rahmat bagi sekalian alam.” (Al-Anbiya: 21).
``````☆☆☆``````
[1] Disadur dari Majalah Suara Muhammadiyah, No. 12, Tahun ke-92/16-27 Juni 2007 M, oleh Said Mahyiddin Muhammad.
0 komentar:
Posting Komentar